JAKARTA – Mantan Presiden Soeharto dinilai lebih berhati-hati dan teliti ketimbang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menandatangani suatu berkas.
Mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Yusril Ihza Mahendra mengatakan, sebelum menandatangani berkas Seoharto membaca dulu dengan seksama isi berkas tersebut.
“Bahkan kadang-kadang Pak Harto langsung tanya saya kalau itu menyangkut pidato atau surat yang akan ditandatangani,” ujar Yusril melalui @Yusrilihza, Senin (6/4/2015).
Dia menyampaikan, semua naskah yang dikirim ke rumah Soeharto, besok sorenya sudah dikembalikan ke Sekretariat Negara melalui ajudan termasuk berkas yang seharusnya ditandatangani.
“Yang belum ditandatangan ada catatan atau disposisi Pak Harto yang perlu segera ditindaklanjuti Mensesneg,” jelasnya.
Pakar hukum tata negara itu menambahkan, setiap naskah yang mau ditandatangani memiliki memorandum Mensesneg yang menerangkan secara ringkas latar belakang naskah tersebut.
Bahkan, lanjut Yursril, Soeharto menjadikan Moerdiono selaku Mensesneg saat itu sebagai orang pertama untuk dimintai tanggapannya terkait berkas yang dianggap kurang jelas.
“Pak Jokowi juga harusnya cermat, hati-hati dan tidak segan-segan bertanya agar tidak salah teken naskah. Kalau salah teken bisa repot Pak…” tukasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui kurang teliti dalam menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) mengenai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Pengakuan ini disampaikan setelah peningkatan jumlah uang muka tersebut menuai polemik di publik. (sind)