SUARA BEKASI, Cikarang Pusat: United States Agency for International Development (USAID), gelar pelatihan bagi guru tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kabupaten Bekasi.
Hal itu dikatakan Teacher Training Office (TTO) SMP Provinsi Jawa Barat, Yeti Heryati. Ia mengatakan, ada tujuh sekolah yang mengikuti pelatihan modul ke-2. Semua guru SMP/MTs yang diundang membawa karya-karya sebagai fokus dari hasil pembelajaran modul.
“Kami undang SMPN 1, 2, 3 Cikarang Selatan, SMPN 1, 2, 3 Cikarang Pusat dan MTsN Serang. Pelatihan kami terapkan tidak hanya mengajar di satu sekolah, agar guru-guru tahu tukar pikiran dengan sekolah lain,” ujar Yeti Heryati kepada Suara Bekasi, saat ditemui usai pelatihan guru, Senin (30/3/2015).
Yeti mengatakan, pelajaran yang efektif merupakan inti dari pembelajaran mengelola. Sebab, kata dia, setiap anak punya kemampuan dan daya tangkap yang berbeda.
Sedangkan guru harus mengakomodasi kegiatan yang memberikan suasana berbeda dalam pengajaran sehari-hari di dalam ruangan maupun luar ruangan.
“Jadi anak akan melakukan kegiatan yang positif, melakukan tugas kelompok namun punya tugas masing-masing, karena ada anak yang slow bahkan ada yang IQ-nya cepat,” ujarnya.
Menurut Yeti, USAID sedang melakukan pelatihan-pelatihan serta membahas Kurikulum 13 dan Kurikulum 06. Hal itu, kata dia, lantaran pemerintah melonggarkan pihak sekolah menggunakan Kurikulum 13 maupun Kurikulum 06.
Dalam prosesnya, sambung dia, USAID tidak membedakan Kurikulum 13 dan Kurikulum 06. Bahkan, apapun kurikulumnya tetap melakukan pembelajaran yang kooperatif.
“Kami sedang memberi pemahaman dengan dua jenis kurikulum. Mereka nantinya bisa membedakan kemampuan Kurikulum 13 dan Kurikulum 06,” tuturnya.
Lebih jauh Yeti memaparkan, guru harus mempunyai nilai otentik agar dalam pelaksanaannya anak bisa menangkap pelajaran. Guru pun harus mempunyai penilaian yang peka terhadap anak, karena setiap sekolah pasti berbeda sistem pengajarannya.
“Kami melakukan tolok ukur dengan sekolah-sekolah, setiap sekolah perubahannya tidak sama,” imbuhnya.
USAID mendukung pendidikan pemerintah, bahkan tambah Yeti, pihaknya ingin anak-anak generasi yang masih bersih dan polos dapat tumbuh subur dan alami.
Anak-anak merupakan generasi penerus pemerintahan kelak. Ia bisa dimaksimalkan potensi dan kejujurannya agar dapat menemukan jati dirinya sendiri.
“Kami saling bersinergi dengan Pemda, Dinas Pendidikan sampai Kementerian Agama. Kami tidak mau program kami berseberangan dengan pemerintah,” pungkasnya. [DIK]