SUARA BEKASI, Tambun Selatan: Ketua Badan Narkotika (BNK) Kabupaten Bekasi, Rohim Mintaredja, mengatakan rencana BNK lakukan tes urin kepada Abdi Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi akan direalisasikan di penghujung akhir tahun. Hal itu dikatakannya lantaran pada APBD murni tahun 2015 tidak ada posnya.
“Kemungkinan baru akan diajukan pada Anggaran Belanja Tambahan (ABT) mendatang, karena di APBD murni 2015 tidak ada posnya,” kata Rohim Mintaredja kepada wartawan, usai pembukaan acara peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) di GOR Mini Tambun Selatan, Kamis (11/6/2015).
Ia menjelaskan, rencana tes urin yang dilakukan BNK Kabupaten Bekasi di lingkungan ASN Kabupaten Bekasi dalam rangka untuk mencegah penyalahgunaan narkotika.
Meski anggaran tes urin baru akan dimasukkan pada ABT mendatang, kata dia, BNK Kabupaten Bekasi tetap akan terus mensosialisasikan dampak dari bahaya narkotika yang mulai menyerang banyak kalangan usia.
Lebih jauh pria yang akrab disapa Rohim ini menjelaskan, jika nanti dalam tes urin positif menggunakan narkotika, maka BNK Kabupaten Bekasi akan memproses sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kendati demikian, menurut Rohim, jika ASN yang bersangkutan jujur minta direhabilitasi dari penggunaan narkotika, BNK Kabupaten Bekasi akan mengajukan permohonan untuk membantu proses penyembuhannya.
“Jika hasil tes nantinya positif, maka akan diproses sesuai dengan perundangan yang berlaku. Namun, sebaliknya jika ASN tersebut dengan jujur mengajukan diri minta direahabilitasi dari ketergantungan narkotika, maka BNK Kabupaten Bekasi siap memasilitasinya,” tutur pria yang juga Wakil Bupati Bekasi itu.
Disinggung adanya penangkapan bandar narkoba jenis shabu di wilayah Bekasi, Rohim mengungkapkan bahwa dirinya sangat prihatin dengan peredaran narkoba yang kini meluas dan merambah wilayah pinggiran perkotaan.
Bahkan, kata dia, narkoba kini tak lagi mengenal batasan usia maupun wilayah semata.
Pihaknya berharap kepala keluarga yang ada di Kabupaten Bekasi untuk memperhatikan langsung anggota keluarganya.
Karena menurutnya pengaruh lingkungan luar dapat diantisipasi dari dalam jika betul-betul ingin mempertahankan kondisi yang sudah ada.
“Keluarga adalah benteng yang kokoh. Pengaruh lingkungan luar pastinya tidak akan mampu tembus ke dalam jika kepala keluarga memperhatikan anggota keluarganya,” pungkasnya. [DIK]