SUARA BEKASI, Cibitung: Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi, dr. Sumarty, akui keberadaan dokter spesialis di RSUD belum terpenuhi 100 persen dalam memberikan layanan kepada pasien.
Hal tersebut tercermin dari banyaknya keluhan yang muncul dari ketidakpuasan masyarakat atas layanan yang diberikan manajemen RSUD kepada pasien.
“Memang sering ada keluhan dari pasien atas kinerja para dokter spesialis yang ada di RSUD, yang hadir itu memang belum sepenuhnya 100 persen,” ujar dr. Sumarty kepada Suara Bekasi, Ahad(19/4/2015).
Ia mengatakan, pihaknya sudah bertemu dan membicarakan hal tersebut dengan para dokter spesialis. Bahkan, sudah membuat komitmen bersama selambat-lambatnya kehadiran jam 9 pagi.
Begitu juga dengan evaluasi rutin mesti dilakukan setiap pagi jam 7 dengan menelpon ke poli-poli yang ada.
Dijelaskannya, banyak argumentasi yang kuat dari dokter spesialis yang sudah datang, tetapi lebih melakukan kunjungan (visit) ke pasien ketimbang langsung ke ruang poli.
Menurutnya, ke depan akan diatur jadwal siapa dokter yang ke visit dulu, dan siapa dokter yang ke poli.
Kalau dokter spesialisnya banyak, katanya, akan lebih memudahkan penjadwalan. Akan tetapi, kalau dokternya cuma satu akan menjadi repot dan susah karena dokternya disiplin jam 7 pun sudah ada.
“Idealnya masing-masing dokter spesialis terdiri dari 2-3 orang dokter specialis, karena selama ini baru ada 1 dokter spesialis yang bertugas di bidangnya sehingga sulit untuk ditentukan,” paparnya.
Mantan Sekretaris Dinas Kesehatan ini menambahkan, RSUD Kabupaten Bekasi berusaha merekrut dokter spesialis dari dokter yang baru lulus. Belum lama ini pihaknya merekrut dokter dari spesialis rehab medik, bedah ortopedi, dan anestesi.
Bahkan, kata dia, pihaknya ingin merekrut dokter spesialis jantung. Kalau dokter anestesi banyak, itu akan memudahkan jalannya operasi karena hampir seluruh rumah sakit membutuhkan dokter spesialis anestesi.
“RSUD Kabupaten Bekasi berusaha menambah dokter spesialis sesuai kebutuhan poli seperti rehab medik, ortopedi, anestesi, bahkan jantung. Karena untuk spesialis dibutuhkan 2-3 dokter untuk memaksimalkan pelayanan,” pungkasnya. [DIK]