Beranda Berita Utama Remaja Buni Bakti: Tolak Pipa Gas PGN Harga Mati

Remaja Buni Bakti: Tolak Pipa Gas PGN Harga Mati

0
Tolak Pipa Gas PGN
HARGA MATI: Ikatan Remaja Musholla Nurul Hikam (Ikramus) warga RT. 14 dan 15 RW 08 Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan, menolak keras dan ‘harga mati’ proyek penanaman pipa gas milik PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) di lokasi tersebut, Sabtu (28/02) malam. FOTO: HERRY ZAINUL KHUSNI/SUARA BEKASI

SUARA BEKASI, Babelan: Puluhan remaja yang tergabung dalam Ikatan Remaja Musholla Nurul Hikam (Ikramus), warga RT. 14 dan 15 RW 08 Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, menolak keras proyek penanaman pipa gas milik PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) di lokasi tersebut, Sabtu (28/02) malam.

Para remaja yang tergabung dalam Ikramus itu, sangat mengkhawatirkan proyek pipa gas PT. PGN yang ditanam di bahu jalan dekat pemukiman penduduk akan mengganggu masyarakat, seperti kemacetan dan juga bahaya ledakan pipa gas.

Mereka meminta PT. PGN agar mencari tempat lain untuk proyek penanaman pipa gas tersebut seperti lewat jalur tepi laut yang jauh dari pemukiman.

Sekretaris Ikramus, Wahid (23), mengatakan bahwa para remaja di dua RT tersebut menolak keras dan tidak ada tawar menawar jika ada penggalian pipa gas  di wilayahnya dalam bentuk apapun juga.

Wahid menjelaskan, penolakan para remaja terhadap proyek penanaman pipa gas milik PT. PGN yang memakan bahu jalan raya sekitar 1 Meter tersebut adalah “harga mati”.

“Tolak penggalian pipa gas PGN di wilayah RT. 14 dan RT. 15 itu sudah harga mati,” ujarnya.

Kalau pihak terkait masih ngotot ingin tanam pipa gas di wilayahnya, menurut Wahid, pihaknya mengancam akan mengerahkan seluruh remaja dan pemuda serta warga sekitar untuk menghentikannya.

“Kami tidak mau ada bom waktu di wilayah kami. Kami butuh hidup aman dan nyaman,” cetusnya.

Hal senada dikatakan Bayhaqi (25). Menurutnya, para remaja dan pemuda di dua RT menolak penggalian pipa gas karena belajar dari pengalaman di Negara Taiwan yang meledak. Mereka khawatir kejadian serupa akan terjadi di wilayahnya.

“Kenapa pipa tersebut ditanam di jalan dan di pemukiman, padahal masih ada alternatif lain. Kami berharap para pihak agar membuka mata,” tandasnya. [HER]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini