SUARA BEKASI, Kota Bekasi: Pria yang tewas setelah melakukan aksi bakar diri dan melompat dari atap Gelora Bung Karno (GBK), saat perayaan Hari Buruh pada Jumat (1/5/2015) lalu bernama Sebastian Manuputty (28).
Ia salah satu buruh yang bekerja di Kawasan MM2100, Cibitung, Kabupaten Bekasi yang juga diketahui sebagai pengurus PUK pada perusahaan yang memproduksi minuman ringan dalam kemasan.
Kepala Bidang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Obon Tabroni, mengatakan bahwa korban yang melompat dari atap GBK itu adalah buruh PT. Tirta Alam Segar.
Pria yang akrab disapa Obon ini menjelaskan, Sebastian dikenal sangat berkomitmen membela anggotanya yang sedang memperjuangkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang disepelekan oleh tempatnya bekerja.
“Yang melompat dan membakar diri di GBK adalah sahabat kita Sebastian dari PUK PT. Tirta Alam Segar yang memroduksi minuman ringan Ale Ale. Korban pengurus PUK yang sangat komitmen membela anggotanya di perusahaan. Beliau sedang memperjuangakan K3 yang memang sangat disepelekan PT. Ale Ale karena kawannya banyak korban kecelakaan kerja,” beber Obon saat berbincang dengan Suara Bekasi, di Jalan Pulau Sirih Utara Dalam 3, Blok DC No 93, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Sabtu (2/5/2015).
Sebelum mengakhiri hidupnya, kata Obon, Sebastian pun menuliskan status Facebook terakhirnya bertuliskan “Selamat berjuang sahabat buruh ! Semampu ku kan berbuat apapun agar Anda, kita dan mereka bisa terbuka matanya, telinganya dan hatinya untuk Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tulis Sebastian pada status facebooknya, Jumat (1/5).
Selain itu, lanjut Obon, di tempatnya bekerja selama ini tidak ada perubahan situasi dan aturan hukum yang tidak jelas.
Banyak teman yang mengalami kecelakaan kerja sampai tangannya putus, tapi tidak kunjung diberikan perhatian. Selain itu, kata dia, ribuan pekerja di perusahaannya juga belum diikuti BPJS Ketenagakerjaan.
“Salah satu yang memicu saudara Sebastian berbuat seperti itu adalah masalah di atas. Memang tidak mudah masalahnya, sehingga akhirnya jalan seperti itu yang dilakukan, sebagaimana tercermin dari Facebook dia,” katanya.
Kematian Sebastian pun mengundang tanda tanya besar di kalangan kerabat. Ada yang menduga ia menjadi korban kejahatan, ada pula yang menduga korban sengaja membakar dirinya.
Obon menduga, korban bisa saja nekad membakar dirinya sendiri. Hal itu diperkuat dengan tangki bensin sepeda motor miliknya kosong ketika dibawa pulang oleh istrinya, Samah (26).
“Padahal waktu berangkat dari rumah ke pabrik, tangki sepeda motornya diisi penuh. Tapi saat motornya dibawa pulang istrinya Samah membeli bensin lagi,” kata Obon di rumah duka, Sabtu (2/5/2015).
Meski demikian, kata Obon, tidak ada yang mengetahui kapan Sebastian mengambil bensin dan membawanya ke Stadion GBK.
“Saya juga heran, karena pas dia terbakar, korban sempat menaruh dompet dan tas di atas panggung. Makanya waktu korban ditemukan, tak ada identitasnya,” tandasnya. [GUN]