SUARA BEKASI, Jakarta: Berbeda dengan pelayanan kesehatan dulu, di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, ada yang namanya program rujuk balik untuk mereka yang menderita penyakit kronis.
Sayangnya, program ini masih kurang efektif karena ketidakpahaman masyarakat, khususnya mantan pengguna kartu Asuransi kesehatan (ASKES).
Seperti disampaikan Kepala Divisi Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr Em Yunir, SpPD-KEMD bahwa banyak pasiennya yang kurang paham mengenai program rujuk balik.
“Bagi mereka yang tidak pernah berobat menurut saja. Tapi kalau mantan pengguna ASKES, seperti PNS mereka malah merasa dipersulit karena dulu tidak ada rujuk balik,” katanya.
Lebih jelasnya, Yunir menyebutkan bahwa ada beberapa jenis penyakit yang masuk Program Rujuk Balik yaitu:
- Diabetes mellitus
- Hipertensi
- Jantung
- Asma
- Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
- Epilepsy,
- Stroke
- Schizophrenia
- Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
“Pasien harus tahu, pelayanan kesehatan yang benar itu berjenjang. Mulai dari Puskesmas, RSUD baru RS rujukan nasional seperti RSCM yang dinilai bisa menangani kondisi yang rumit.
Namun, mungkin kurang sosialisasi jadi ada banyak alasan penderita penyakit kronis seperti diabetes yang ingin langsung berobat ke RS Cipto Mangunkusumo.
“Padahal, mereka yang kondisinya mulai stabil bisa ditangani oleh dokter di Puskesmas dengan resep dari kami,” kata Yunir, ditulis Sabtu (20/12/2014).
Yunir mengungkapkan, dari 49.536 pasien rawat jalan Poli Penyakit Dalam, sebanyak 12.570 pasien (25 persen) ke Poli Diabetes Melitus.
“Bila pasien mengerti rujuk balik, maka RSCM bisa menekan antrean pasien,” pungkasnya. [MAN/LIP6]