SUARA BEKASI, Kota Bekasi: Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi harus meningkatkan kebahagiaan warganya dengan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dirasakan masyarakat setiap harinya.
Hal itu dikemukakan Ketua Grup Peneliti Smart City ITB, Prof Suhono Harso Supangkat, saat ditemui di sela acara Rakor Implementasi Rencana Teknis Ruang Kota yang dirumuskan Dinas Tata Kota Bekasi, di Hotel Amarosa, Jalan Ahmad Yani Bekasi Selatan, Kamis (4/6/2015).
Menurut Suhono, beragam persoalan yang terjadi di Kota Bekasi dapat teratasi dengan komitmen bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Termasuk komitmen Walikota Bekasi Rahmat Effendi dalam memutuskan bagaimana menyelesaikan persoalan di Kota Bekasi.
“Mulai dari mengurai kemacetan, mengurangi dampak/titik banjir, masalah penyakit dan lain sebagainya, itu harus dengan komitmen,” ungkapnya.
Semua itu, kata dia, harus diambil langkah dengan keputusan-keputusan cerdas para stakholder di Kota Bekasi. Termasuk Walikota Bekasi yang berkomitmen terhadap penyelesaian hal tersebut.
“Kalau sekarang masih banyak titik macet, ya bagaimana agar tidak macet. Begitu pun bagaimana agar tidak banjir, termasuk bagaimana sampah yang dibuang sembarangan agar tidak lagi dibuang di sembarang tempat,” ulasnya.
Dengan demikian dirinya menyarankan agar Pemkot Bekasi mengambil solusi-solusi dalam mengatasi persoalan-persoalan yang ada dengan cerdas.
“Mengetahui memahami persoalan mengambil keputusan dengan cerdas,” ujarnya.
Pemkot Bekasi juga, lanjut Suhono, harus mengetahui setiap persoalan dengan menggunakan alat teknologi untuk mengetahui lebih banyak persoalan tanpa melihat langsung di tiap-tiap lokasi terdapat persoalan tersebut.
Kata dia, dalam penerapan teknologi ini Pemkot Bekasi dapat dibantu pihak lainnya.
“Jadi tidak perlu setiap hari Wali Kota blusukan, karena selain makan waktu tentunya capek. Tapi dengan tehnologi sensor/video analisis yang dapat mengontrol tiap lokasi persoalan yang ada, maka persoalan dapat cepat terdeteksi tanpa dilihat langsung,” katanya.
Dengan kondisi Kota Bekasi saat ini, menurutnya, itu semua harus dilakukan dengan penuh komitmen dan partisipasi lapisan masyarakat.
“Jadi untuk menuju smart city itu tergantung orangnya, tata kelola, teknologinya dan komitmen dari pada pimpinan teratas,” katanya.
Suhono menambahkan, bila dilihat dari tata ruang, Kota Bekasi mampu menjadi Kota smart city tergantung teknologi yang digunakan serta goverman.
Melihat Kota Bekasi sebagai Kota Metropolitan, namun bagaimana memberikan keamanan serta kenyamanan bagi warganya.
“Sekarang kan masalah itu seperti transportasi masih banyak titik macet, karena semua mobil yang keluar tidak didukung dengan kondisi jalannya. Artinya di sini ada persolan regulasi juga yang harus melibatkan pemerintah pusat, karena tidak bisa selesai jika dilakukan Pemkot Bekasi sendiri,” paparnya. [bgd]