BANTEN – Ketika rombongan pejabat dari Jakarta tiba di rumahnya, Surdi hanya bisa terbaring lemah. Dia tidak mampu banyak berkata. Sesekali hanya terdengar suara lirih.
Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menemani Surdi di sampingnya. Sesekali Anies memegang tangan atau mengusap kepala siswa SDN 1 Pejagan, Kabupaten Lebak, Banten, tersebut.
Surdi adalah satu korban putusnya jembatan gantung di Kabupaten Lebak, Banten, beberapa hari lalu. Jembatan gantung tersebut merupakan akses tunggal menuju sekolah Surdi.
Saat kejadian, 43 teman Surdi juga ada di jembatan. Selain puluhan siswa berseragam putih-merah itu, ada suami-istri yang ikut terempas ke sungai beserta motornya.
Untuk mencapai kediaman Surdi, rombongan Mendikbud, termasuk Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono serta Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, harus menumpang perahu karet milik Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Polri dari Kampung Sinday, Desa Pajagaan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Surdi tinggal di kecamatan tetangga, tepatnya di Desa Tambak, Kecamatan Simarga.
Turun dari perahu karet, Anies harus berjalan kaki menuju rumah Surdi yang sangat sederhana. Kepada ibunda Surdi, Sirai, Anies meminta Surdi dibawa ke rumah sakit untuk dirontgen. Pasalnya, cedera tulang belakang Surdi cukup parah dan berbahaya jika dibiarkan begitu saja.
“Kalau tidak segera, mungkin dia bisa cacat seumur hidup,” ujar Anies, di Lebak, Banten, Senin (16/3/2015).
Siswa kelas V itu pun ditandu ke rumah sakit oleh anggota BNPB dan TNI. Rombongan menteri serta pejabat dari kota mengikuti Surdi dengan berjalan kaki.
“Ini bukan kejadian pertama. Selama ini selalu alasan sektoral kementerian. Sudah dianggarkan bupati, hari ini sudah ada,” ujar Anies tentang putusnya jembatan yang menjadi akses siswa menuju sekolah tersebut.
Anies juga bekerja sama dengan Kementerian PUPR dalam mengambil tindakan perbaikan. Menurutnya, biaya perbaikan jembatan tersebut tidak seberapa.
“Tapi, kita ingin anak-anak bisa ke sekolah dengan selamat, karena lebih dari 200 anak lewat jembatan ini. Tidak hanya di Lebak, ada juga di daerah lain yang menghadapi kasus seperti ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Anies berharap ada kerjasama dari masyarakat. Salah satunya dengan melaporkan lintasan berbahaya yang harus dilalui siswa saat pergi ke sekolah lengkap dengan foto dan keterangan melalui laman sahabat.kemdikbud.go.id.
“Ini sebenarnya wilayah Kementerian PUPR, tapi kami berikan data. Semua yang jadi korban akan kami bantu,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu jembatan gantung yang menjadi akses tunggal siswa SD Negeri Pejagan 1, Kabupaten Lebak, Banten, putus. Saat kejadian, 44 siswa dan sepasang suami-istri di atas jembatan langsung terjun bebas ke sungai. Seorang siswa dengan luka parah harus dilarikan ke rumah sakit. [OKE]