

SUARA BEKASI, Setu: Seorang janda terbaring tak berdaya lantaran kelumpuhan yang dialaminya selama dua tahun akibat penyakit asam urat dan stroke yang dideritanya.
Adalah Janti atau kerap disapa Mak Jantut (80). Dalam kondisi ekonomi tercekik Mak Jantut harus berbaring setiap hari tanpa ada tindakan medis.
Ia tinggal di sebuah rumah sederhana bersama seorang anak dan cucunya di Kampung Cinyosok RT 002 RW 05 Desa Burangkeng Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi.
Anak Mak Jantut, Dasih (35) mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja di sebuah UKMK pembuat boneka dengan honor Rp 27 ribu per hari.
“Ibu saya gini aja. Gak bisa kita obatin. Tiap hari cuma makan nasi sama tahu tempe,” ujarnya saat disambangi wartawan, di kediamannya, Selasa (2/6/2015).
Ia menuturkan, setiap hari mulai pagi hingga siang Mak Jantut ditinggal seorang diri. Anak bungsunya harus pergi kerja mulai pukul 07.30 hingga 17.30 WIB.
Sedangkan cucunya yang masih siswa SMP juga harus berangkat pada pagi hari dan kembali siangnya.
“Sampai sekarang udah ada bantuan dari Polisi sama TNI aja. Seperti kasur baru semalam datang. Kalau Kepala Desa, apalagi Camat belum ada yang ke sini,” tukasnya.
Menurut penuturan anaknya, Mak Jantut (80) yang menderita lumpuh masih bisa ngesot ke kakus untuk buang air kecil dan buang air besar (BAB).
Padahal, jarak antara tempat Mak Jantut ke WC lumayan untuk penderita stroke yakni sekira 1 meter.
“Iya dia bisa ngesot biar lumpuh juga. Paling kalo kita lagi gak ada di rumah semua. Nanti pulang tinggal saya bersihin,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RT 002, Rahap, mengatakan bahwa Mak Jantut belum mendapatkan bantuan program pemerintah seperti Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) dan BPJS.
“Iya, belum ada dari pemerintah. Makanya kita minta pemerintah untuk membantu warga saya supaya bisa diobati,” singkatnya. [GUN]
Ya seharusnya pak RT-nya daftarin warganya ke kantor BPJS,ambil kelas 3…..Iuran bulanan paling banter 14.500.semua pengobatan ditanggung BPJS.
Rt-nya gak ada inisiatif.