SUARA BEKASI, Kota Bekasi: Nasib nahas yang dialami Randy Yasetiawan, salah seorang wartawan Radar Bekasi, yang dianiaya sekelompok orang bayaran hingga babak belur, pada Kamis (19/2), di Rumah makan Arraunah, Jalan Serma Marjuki, Margajaya, Bekasi Selatan, mengundang simpatik dari wartawan se-Jabodetabek dengan melakukan aksi kebeberapa titik. Di antaranya DPRD Kota Bekasi, DPD PAN Kota Bekasi dan Mapolresta Bekasi Kota.
Dalam aksinya, insan pers mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok orang bayaran terhadap Randy. Tidak hanya itu, para pendemo juga memperagakan teatrikal saat berunjuk rasa di kantor DPD PAN Kota Bekasi.
Koordinator Aksi, Agung Sulistyo, mengaku prihatin atas peristiwa yang menimpa rekannya tersebut.
Ia mengecam segala upaya kekerasan yang bertujuan mengkerdilkan wartawan, bahkan mengancam keluarga korban apabila melanjutkan berita yang pernah dimuatnya.
“Jangan matikan langkah Jurnalis dengan intimidasi, apalagi kekerasan. Kami bekerja di bawah UU, dan menyampaikan informasi berdasarkan fakta. Tetapi, kenapa rekan kami mendapat perlakuan yang kasar hingga babak belur. Ini sudah keterlaluan,” kecam lelaki yang menjabat sebagai Redaktur di media online beritabekasi.co.id, Jumat (20/02).
Ia menduga, kekerasan dilakukan oleh orang bayaran yang diduga suruhan Ketua DPD PAN Kota Bekasi, Faturohman, yang tidak terima atas pemberitaan yang dimuat Randy terkait dukungan pemilihan Ketua Umum pada Munas PAN.
“Kekerasan diduga buntut dari pemberitaan yang dimuat Randy pada Rabu lalu terkait dukungan PAN Kota Bekasi terhadap calon Ketua Umum DPP PAN yang akan dihelat pada Munas Maret mendatang,” papar Agung kembali menyayangkan peristiwa tersebut.
Ia menilai, pada pemberitaan dapat diklarifikasi apabila keberatan dengan materi yang disajikan wartawan.
Usai unjuk rasa di kantor DPD PAN Kota Bekasi, masa berbalik arah ke Mapolresta Bekasi yang berlokasi di jalan Pramuka, Bekasi Selatan. Namun, masa disambut antusias oleh pihak Kepolisian dan Kapolresta Bekasi, Rudi Setiawan yang semula berada di luar kantor, langsung berbalik arah menemui pengunjuk rasa.
Di hadapan para awak media, Rudi menyampaikan simpatik dan prihatin atas tragedi nahas yang dialami Randy. Ia berjanji akan segera menangkap pelaku, namun semua berdasarkan mekanisme yang ada.
“Kami prihatin atas kejadian ini, semestinya di Bekasi tidak ada kekerasan terhadap wartawan, karena semua masalah dapat diselesaikan dengan baik. Namun, kami berjanji akan segera menangkap pelaku sesegera mungkin, setelah penyidik menetapkan para pelaku sebagai tersangka,” ungkap Kapolres, Jumat (20/2).
Rudy mengaku, pihaknya telah bergerak cepat dengan memanggil Ketua DPD PAN Kota Bekasi, Faturohman dan Ketua DPC PAN Bekasi Utara, Iriansyah, untuk dimintai keterangan sebagai saksi dalam peristiwa tersebut.
“Kami telah memanggil kedua politisi PAN itu, tetapi sebagai saksi. Tetapi kami tegaskan akan mengejar para pelaku dalam waktu dekat ini,” ujar Kapolres.
Dalam kesempatan yang sama, Randy menerangkan bahwa dirinya trauma atas kejadian yang menimpanya. Padahal, sebelumnya ia menjelaskan kepada peneror yakni Ketua DPC PAN Bekasi Utara, Iriansyah, untuk mengklarifikasi berita yang diterbitkannya.
Namun, Randy tidak menyangka akan menjadi sasaran sekelompok orang yang tidak dikenal dan diperlakukan secara tidak manusiawi hingga babak belur.
“Saya diteror sejak Rabu malam untuk mengklarifikasi pemberitaan yang saya tulis. Saya pun diminta datang untuk menemui Iriansyah dan Faturohman Kamis sore di RM Arraunah, tetapi mereka menyewa orang bayaran untuk memukuli saya di dalam rumah makan itu,” papar Randy menceritakan peristiwa tersebut.
Ia mengaku, dirinya kini tengah shock dan berharap kepolisian memberikan kepastian hukum untuk menangkap pelaku, sekaligus memberikan perlindungan pada dirinya dan keluarganya.
“Saya meminta perlindungan untuk pribadi dan keluarga, karena para pelaku mengancam akan berbuat hal yang sama pada keluarga saya,” tambahnya.
Sementara, puluhan masa yang memadati ruangan Polresta Bekasi, mendesak Kapolres untuk segera menangkap pelaku kekerasan sekaligus otak yang mendalanginya.
“Kami tegaskan agar Kapolres segera menangkap pelaku dan dalangnya. Karena ini jelas mencederai kebebasan Pers dalam menjalankan tugasnya,” ujar Pemimpin Redaksi Bekasi Ekspress, Nico Godjang.
Ia menyebut, tindakan tersebut merupakan kriminal murni yang kerap terjadi di Bekasi terhadap insan pers. Namun belum sekalipun pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku.
Hal sama diutarakan Zulkarnaen, Pimpinan Redaksi Reaksi Bekasi, ia menyebut kekerasan adalah musibah besar yang semestinya tidak terjadi. Pasalnya, Bekasi merupakan daerah penyangga Ibukota yang semestinya terdapat garansi keamanan dari pihak berwajib bagi wartawan.
“Apabila kepolisan tidak bertindak cepat dan menangkap pelaku, maka peristiwa ini bisa berpotensi dialami insan media lainnya,” pungkasnya. [DIK]