JAKARTA – Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) berupaya menahan Ketua nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad. Aksi tersebut dinilai sebagai tindakan mencari sensasi.
“Mereka hanya mencari sensasi saja. Ukurannya apa kalau Abraham hendak melarikan diri, mengilangkan barang bukti sehingga harus ditahan? Itu cari sensasi,” ujar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar kepada wartawan, Rabu (29/4/2015).
Ia menilai upaya penahanan Abraham adalah tindakan aneh. Sebab kasus yang menjerat Abraham hanya kasus biasa yang tidak masuk prioritas untuk ditangani. Oleh karena itu, menurutnya pemrosesan Abraham hanya bagian dari pemborosan anggaran Polri.
“Harusnya yang ditangani yang prioritas, kasus yang besar-besar itu. Ini kan polisi ini aneh. Proses penahanan Abraham kan butuh biaya juga,” ujar Haris.
Sebelumnya, Abraham kembali diperiksa penyidik Polda Sulsel terkait pemalsuan data kependudukan Feriany Lim. Penyidik hendak menahannya karena khawatir ia kabur dan menghilangkan barang bukti. Namun, beberapa saat kemudian penyidik membatalkan penahanan tersebut. Sebab, sejumlah pimpinan KPK mengajukan penangguhan. (oke/abp)