SUARA BEKASI, Cikarang Pusat: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, siapkan kegiatan dalam menghadapi bencana nyata melalui program pra bencana.
Kepala BPBD Kabupaten Bekasi, Sahat MBJ. Nahor, mengatakan, dengan kegiatan yang diadakan berupa pengurangan resiko bencana awalnya itu merupakan kegiatan seperti pra bencana.
Pra bencana sendiri merupakan hal penting bagi masyarakat serta di dunia pendidikan. BPBD selaku badan bencana selalu mensosialsasikan yang rumahnya ada di bantaran sungai, kali atau rawan bencana.
“Kami sosialisasikan kepada sekolah-sekolah dan masayarakat yang rawan bencana,” ujar Sahat kepada Suara Bekasi, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (25/3/2015).
Dikatakan Sahat, secara internal BPBD beserta jajaranya sudah melakukan pelatihan-pelatihan serta mengikuti diklat-diklat tanggap bencana.
Darurat bencana bukan hanya saat terjadi bencana. Karena melalui kegiatan tersebut siap atau tidaknya menghadapi suatu bencana akan terlihat di lapangan saat menghadapi resiko tersebut.
“Jangan dilihat jika tidak ada bencana BPBD tidak ada kerjaanya. Kami juga melatih para pegawai terkait pelatihan maupun mengikuti diklat terkait bencana,” ucapnya.
Sahat menuturkan, pengurangan resiko bencana diawali dengan pra bencana. BPBD mengadopsi dari pemerintahan provinsi maupun pemerintah kota. BPBD sedang konsen di dunia pendidikan dan rencananya akan konsen untuk umum dan tempat usaha-usaha.
“Harus saling bersinergi, kami menyamakan perencanaan bagaimana penanggulangan bencana,” tuturnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, secara nasional penanggulangan bencana masuk dalam poin ke tujuh, dalam perencanaan penanggulangan bencana salah satu kegiatan harus diproritaskan.
Kabupaten Bekasi termasuk rawan bencana yang ada di nasional. Menurutnya, Kabupaten Bekasi berada di urutan 81 terawan bencana. Sedangkan sekup Jawa barat merupakan nomor 2 terawan bencana di seluruh Indonesia.
“Kami masukkan kegiatan yang berkaitan dengan kebencanaan melalui rencana kerja (renja) tiap tahunan. Kabupaten Bekasi merupakan urutan nomor 81 skup nasional. Sedangkan se-Jawa Barat merupakan rawan bencana nomor 2 khususnya bencana banjir,” pungkasnya. [DIK]