SUARA BEKASI. Dulu Google Earth Pro dibanderol US$ 399 per tahun. Pada Minggu (1/2), Google mengumumkan Earth Pro kini bisa diunduh secara gratis.
Google Earth Pro adalah aplikasi geospasial yang menampilkan Bumi secara virtual. Mereka yang ingin menganalisis atau merekam data geografis bisa memakai aplikasi ini.
Google Earth Pro diciptakan setelah Google mengakuisisi perusahaan yang didanai CIA, Keyhole Inc. pada 2004. Di bawah Keyhole, aplikasi itu dulu bernama EarthViewer 3D.
Versi desktop Google Earth Pro mencapai puncaknya pada Oktober 2011 saat ia diunduh lebih dari satu miliar kali.
Seperti dilansir Forbes, ada beberapa perbedaan antara Google Earth yang gratisan dan Google Earth Pro yang sebelumnya berbayar. Pengguna versi gratis bisa melakukan print screen gambar. Sedangkan Google Earth Pro menyediakan foto-foto premium beresolusi tinggi.
Gambar geographic information system (GIS) hanya bisa dilokalisir secara manual pada versi gratisan. Sedangkan pada versi berbayar, itu bisa dilakukan secara otomatis.
Begitu pun untuk mengimpor file gambar, pada versi gratis hanya ukuran tekstur maksimal. Sedangkan pada Google Earth Pro tersedia fitur Super Image Overlays, yang jauh lebih bagus ketimbang ukuran teksur maksimal.
Pada versi berbayar, pengguna Google Earth bisa memakai tool tambahan untuk menciptakan animasi, ada opsi untuk melakukan pengukuran area poligon atau melingkar. Pengguna juga bisa memetakan banyak poin sekali akses dan pengguna bisa mengakses juga demografi, grafis, dantraffic data layers.
Product Manager Google Earth Pro, Stafford Marquardt, mengatakan sudah 10 tahun Google Earth Pro dipakai untuk berbagai keperluan oleh ilmuwan, pehobi, maupun pebisnis dari seluruh dunia. Mulai untuk merencanakan pendakian gunung sampai menempatkan panel surya di atap.
Google Earth Pro mempunyai aneka fitur yang mudah digunakan dan gambar yang mendetail. “Termasuk tool yang canggih untuk membuat bangunan 3D, gambar cetak beresolusi tinggi untuk presentasi atau laporan, dan merekam film HD tentang penerbangan virtual Anda di seluruh dunia,” tutur Marquardt. [ADE/CNN]