SUARABEKASI.ID, Pebayuran: Penyelenggara PAUD/TK Arrama meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi agar lebih memaksimalkan kurikulum pendidikan akhlak di lingkungan sekolah.
Hal itu disampaikan Kepala Sekolah TK Arrama, Maryantih, usai menghadiri kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi yang bertempat di SMPN 1 Pebayuran, Kamis (12/10/2023).
“Kami melihat apa yang terjadi belakangan ini soal banyaknya kasus kekerasan di sekolah seperti tawuran, perkelahian, perundungan, pembulian, diskriminasi dan lainnya, itu tidak lepas daripada masalah akhlak atau moral,” ujar Maryantih kepada wartawan.
Menurutnya, upaya dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan yang kerap terjadi di sekolah tersebut salah satunya dengan memaksimalkan pendidikan tentang penguatan akhlak atau moral.
“Jadi, selain adanya upaya pencegahan dan penanganan dari sisi penguatan tata kelola serta penyediaan sarana dan prasarana, kami juga meminta Pemda agar lebih memaksimalkan kurikulum pendidikan akhlak,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Imam Faturochman, mengatakan sosialisasi pencegahan kekerasan di sekolah ini merupakan komitmen dan wujud nyata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi sebagai upaya dalam menghilangkan segala tindak kekerasan yang ada di lingkungan sekolah secara berkesinambungan.
“Ini adalah wujud komitmen dan implementasi Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023, bagaimana kita menyiapkan satuan pendidikan yang aman, nyaman, inklusif, berkebhinekaan dan bebas dari segala kekerasan,” ujar Imam kepada awak media.
Dijelaskannya, mekanisme pelaksanaan Permendikbud tersebut diutamakan pada pencegahannya, di mana setiap sekolah membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan, baik melalui program sekolah maupun sosialisasi.
Dengan demikian, kata Imam, kekerasan tidak akan terjadi lagi, sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar.
“Silakan sekolah bisa berinovasi melalui program dan sosialisasi sesuai dengan kebutuhan di sekolahnya masing-masing. Agar tindakan kekerasan yang selama ini terjadi hilang dari satuan pendidikan Kabupaten Bekasi, sehingga terwujudnya merdeka belajar,” katanya.
Imam berharap, melalui kegiatan sosialisasi dan pembinaan pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan, tidak akan terjadi lagi tindakan kekerasan di Kabupaten Bekasi, seperti perundungan (bullying) atau kekerasan lainnya.
“Jadi, kami lebih utamakan pencegahannya. Harapannya tentu tidak ada lagi perundungan. Mudah-mudahan setelah tim ini dibentuk di satuan pendidikan tidak terjadi lagi bullying, perundungan dan apapun itu,” tandasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Pebayuran, para Kepala Satuan Pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP hingga Pendidikan Non Formal (PNF) Tingkat Kecamatan Sukakarya dan Kecamatan Pebayuran. [WIS]