SUARA BEKASI, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan, Presiden Joko Widodo juga kecolongan saat anggaran Pemporov DKI Jakarta pada 2012 sewaktu menjadi orang nomor satu di Ibu Kota.
Hal itu, sambung Ahok, karena anggaran tidak menerapkan sistem elektronik e-budgeting. “Pak Jokowi juga dikadali pada waktu itu. Saya tidak mau tahu lagi, kita akan mulai dengan e-budgetting karena anggaran kemarin kita kecolongan dan kita telah menyisir anggaran itu dengan Rp2 triliun yang telah kecolongan,” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (16/3/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, kala itu kata Jokowi menyatakan Kapolri, Jaksa Agung, dan Presiden tidak bersama kita, sehingga harus ditunggu. “Nah, sekarang kan Jokowi sudah jadi RI 1 nih,” bebernya.
Selanjutnya, kata Ahok, dengan penerapan sistem e-budgeting ini maka penganggaran akan menjadi lebih mudah, sebab dalam satu rupiah saja dapat diketahui dengan sistem tersebut. “Dan ini tidak bisa di-hack lho, kan dia hanya sebatas sistem,” kata Ahok.
Sehingga, lanjut Ahok, dalam penyelesaian permasalahan ini pihaknya telah melaporkankan pada institusi penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. “Kita sudah lapor KPK dan Polda sudah bekerja, dan kita juga sudah bilang ke Jokowi,” pungkasnya. [OKE]