SUARA BEKASI. Internet di era saat ini menjadi kebutuhan yang sulit dipisahkan dari masyarakat. Indonesia, sejak 10 tahun terakhir, menjadi negara dengan jumlah pengakses internet yang bertambah cukup pesat, yakni mencapai 82 juta.
Bahkan, kini mayoritas pengguna internet di Indonesia melalui perangkat ponsel. Mulai browsing, chatting, streaming, hingga media sosial lintas negara.
Hanya, bila semua kebutuhan itu tidak didukung jaringan konektivitas yang baik, maka tidak akan maksimal pada penggunaan data internetnya.
Karena itulah, sudah saatnya Indonesia bertransformasi dari frekuensi 3G menuju 4G LTE. Semua tahu, 4G LTE menjanjikan masa depan kecepatan internet yang tinggi, jauh melebih 3G apalagi 2G.
Sayangnya, ketika negara lain sudah lama bermain-main dengan 4G, Indonesia baru akan memulainya pada Februari 2015.
“Kominfo telah bertemu dengan pihak operator untuk memakai spektrum 1.800 MHz untuk mendukung layanan 4G LTE. Kebijakan penggunaan spektrum 1.800 MHz ini akan dikeluarkan pada Februari 2015,” kata Menkominfo Rudiantara.
Meski demikian, kata Rudi, kesiapan itu bukan hanya dari pemerintah saja, tetapi sarana dan prasarana penunjang dari pihak operator, termasuk ekosistem.
Kominfo hanya dari sisi kebijakan, regulasi, karena yang akan implementasi itu operator. “Ini kerja multistakeholder,” jelas Rudiantara.
Menkominfo lebih lanjut mengatakan, sebelum implementasi 4G dilakukan, perlu dilakukan refarming atau tata ulang frekuensi agar operator tidak lompat-lompat.
Dukungan lain selain operator adalah kesiapan perusahaan ponsel yang sudah harus berbasis 4G. Sejumlah produsen ponsel lokal seperti Evercoss sudah menyatakan kesiapannya, tetapi masih menunggu jaringannya tersebar di seluruh Indonesia.
“Ketika jaringan cukup merata, setidaknya di sembilan kota besar, maka perangkat akan segera di distribusikan,” kata Janto Djojo, Chief Marketing Officer Evercoss.
Kesiapan Operator
Sementara untuk menciptakan ekosistem yang baik dalam mendukung akses internet cepat 4G LTE tidak bisa hanya dilakukan oleh operator.
Menurut GM Corporate Relations and Communication Management XL Axiata, Tri Wahyuningsih, harus ada kerjasama yang baik antara penyedia handset dan aplikasi.
Senada dikatakan Adrian Prasanto, Head Public Relation Division Indosat, bahwa gaung mengenai jaringan internet generasi keempat 4G LTE telah terdengar sejak tahun lalu. Namun, keseriusan dalam mengelola jaringan tersebut tampaknya tidak berjalan dengan cepat.
Faktanya, jaringan yang dikhususkan bagi pengguna yang gemar streaming dan social media harus menelan kenyataan bahwa kini jaringan 4G lebih lambat dibandingkan dengan 4G.
“Saat ini jaringan 4G kita tidak lebih cepat dari jaringan 3G. Pasalnya, jaringan kita hanya ada pada kapasitas 5 Mhz di frekuensi 900 Mhz,” jelas Adrian Prasanto, Head Public Relation Division Indosat.
Sedangkan secara device, pemerintah harus menyediakan yang dapat diterima oleh pasar. Terakhir ialah aplikasi, terutama buatan lokal.
Aplikasi lokal harus tumbuh seiring perkembangan 4G, jangan sampai menjadi tuan rumah di negeri sendiri. [ADE/OKE]