SUARA BEKASI, Cikarang Pusat: Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi bertekad rebut kembali penghargaan Anugerah Pangripta Nusantara Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2015, yang sebelumnya pernah disandang pada 2013 lalu.
Dengan berbagai program unggulan yang sudah berjalan, Pemerintah Kabupaten Bekasi diharapkan bisa kembali mewakili Provinsi Jawa Barat dan bisa bersaing dengan kota dan kabupaten lain di seluruh Indonesia.
“Kita tentu sangat serius untuk berupaya agar Pangripta Nusantara 2015 dapat diraih kembali oleh kabupaten Bekasi. Pemda Bekasi pernah raih itu pada tahun 2013 lalu, dan kemudian tahun 2014 sempat direbut oleh daerah Badung Bali,” ujar Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin kepada wartawan, usai mendampingi Bappeda Jawa Barat dalam melakukan penilaian di Pemkab Bekasi, Sabtu (14/3/2015).
Bupati mengaku, walaupun persaingan di tingkat Provinsi Jawa Barat harus bersaing ketat dengan Kabupaten Garut dan Kota Bekasi, namun atas kekompakan legislatif dan juga eksekutif dalam menjalankan program pembangunan di Kabupaten Bekasi, hal itu cukup meyakinkan untuk bisa mewakili Provinsi Jawa Barat ke tingkat nasional.
“Sudah dijelaskan semuanya dari semua aspek penilaian, baik program kita yang sedang berjalan maupun yang sudah berjalan. Mudah-mudahan dengan segala kesiapan dan keseriusan kita, Pemda Bekasi sudah siap untuk mewakili Provinsi Jabar, dan akan bertekad bisa meraih kembali Pangripta Nusantara di tingkat nasional. Karena bagaimana pun kita punya pengalaman dan pernah meraih itu,” bebernya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bappeda Kabupaten Bekasi, Slamet Supriyadi. Dia mengatakan, telah berusaha menjelaskan dan memaparkan semua program unggulan yang ada di Kabupaten Bekasi kepada pihak penilai dari Provinsi Jawa Barat.
Bahkan, kata Slamet, pihaknya sangat yakin kalau Pemda Bekasi bisa keluar mewakili Jabar untuk bersaing dalam perlombaan di tingkat nasional.
Hal itu dapat dilihat dari nilai tambah untuk penilaian sekarang dari segi kemajuan yang sudah dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Seperti tingkat kemiskinan turun walaupun tingkat urbanisasi tinggi, pembangunan terus meningkat, dan LPE meningkat.
“Belum lagi penyerapan aspirasi masyarakat seperti program pembangunan 5000 Rutilahu, program listrik desa, program pembangunan air bersih, belum lagi pendidikan gratis hingga tingkat SMA dan SMK,” beber Slamet.
Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat, Profesor Deny Juanda Puradimaja, mengatakan bahwa pihaknya melakukan penilaian bukan hanya Kabupaten Bekasi saja, namun ada juga Kabupaten Garut dan Kota Bekasi.
Dikatakan Profesor Deny, bahwa aspek penilaian khusus terhadap sinergi perencanaan dari usulan bawah ke atas dan aspek politik juga sangat berpengaruh. Karena, kata dia, bagaimana pun juga harus mementingkan masyarakat, sehingga tercipta harmonisasi politik dalam pembangunan untuk masyarakat dengan skala prioritas unggulan untuk kemajuan masyarakat.
“Semua aspek dinilai. Namun ada yang lebih khusus terhadap harmoni politik yang bersinergi antara legislatif dan eksekutif dalam mengambil keputusan untuk program prioritas pembangunan di daerah. Sehingga aspirasi masyarakat sejalan dengan program pemerintah,” ucap pria yang juga Guru Besar di ITB ini.
Bahkan, menurutnya, Pemda Bekasi serta kota dan kabupaten lain punya peluang sama. Namun, kata dia, pihaknya bertugas hanya memilih satu kota atau kabupaten untuk mewakili Provinsi Jawa Barat. Sehingga nantinya bisa bersaing kembali di tingkat nasional, dan berharap Pangripta Nusantara ini kembali diraih Provinsi Jabar yang diwakili oleh kabupaten/kota yang terpilih.
“Kabupaten Bekasi cukup dinamis ya. Semua pertanyaan dijawab secara gamblang dan tingkat kehadiran dari semua perwakilan legislatif dan eksekutif juga ada. Tinggal nanti dari hasil penilaian kita semua mana yang akan mewakil Jawa Barat. Apakah Kabupaten Bekasi ataupun Kabupaten Garut atau Kota Bekasi,” pungkasnya. [DIK]